Search

Acatraveler's Diary

which of the favours of your Lord will you deny

Month

April 2015

Bahan-bahan yang Tak Boleh Dipanaskan Ulang

Buat para (calon) ibu, tolong jangan panaskan ulang ya… 6 jenis makanan di bawah ini. Kenapa? Karena sebagian besar akan menimbulkan racun yang justru berbahaya bagi tubuh kita.

Berikut ini makanan yang tidak dianjurkan untuk dihangatkan lagi:

1. Jamur

Masakan dengan bahan jamur sebagiknya dimakan dengan segera ketika sudah dimasak, dan jika dibiarkan lama lebih baik memakannya pada kondisi dingin apa adanya, jangan dipanaskan ulang. Jika dipanaskan ulang, akan ada perubahan dalam komposisi proteinnya, dan bahkan ada perubahan rasa. Akibatnya dapat menyebabkan berbagai masalan pencernaan, dan kehilangan manfaat gizi yang terkandung di dalamnya.

2. Ayam

Nah… nggak nyangka kan? Sama. Jadi jika dipanaskan kembali, daging ayam akan berubah komposisi proteinnya. Oleh karena itu, jika Anda ingin menghangatkannya, cukup dengan api kecil dengan waktu singkat hingga masakan terasa cukup hangat.

3. Kentang

Wah, ini bergizi sekali. Tapi, apa yang terjadi ketika dipanaskan? Kandungan gizinya akan hilang dan jika dipanaskan berulang-ulang, akan menjadi beracun. Makan segera setelah dimasak atau makan dalam kondisi dingin tanpa perlu memanaskannya kembali.

4. Bayam

InshaAllah, rata-rata sudah pada ngerti kan ya, kalau bayam tak boleh dihangatkan lagi. Karena, bayam mengandung banyak nitrat yang jika dipanaskan berulang akan membentuk zat karsinogenik. Hindari makan bayam yang sudah tersimpan lama.

5. Seledri

Seledri juga mengandung nitrai yang akan berubah jadi nitrit yang sifatnya karsinogenik (pemicu kanker) jika dipanaskan ulang. Jika Anda ingin memanaskan ulang masakan yang mengandung seledri, buang dulu seledrinya.

6. Telur

Telur akan menjadi sangat beracun jika terkena paparan suhu tinggi secara berulang, terutama telu yang dimasak dengan cara direbus atau dimasak dalam kondisi bulat dengan bagian kuningnya tetap di dalam.

Sumber: Hipwee.com 🙂

Sang Dewi

I just want to share this lyric from Titi DJ. Please enjoy the song, Sang Dewi.

walaupun jiwaku pernah terluka, hingga nyaris bunuh diri

wanita mana yang sanggup hidup sendiri, di dunia ini…

walaupun tlah kututp mata hati, begitu pun telingaku,

namun bila di kala cinta memanggilmu, dengarlah ini…

walaupun dirimu tak bersayap… ku akan percaya
kau mampu terbang bawa diriku… tanpa takut dan ragu

walaupun mulutku pernah bersumpah, tak sudi lagi jatuh cinta

wanita seperti diriku pun ternyata, mudah menyerah…

walaupun kau bukan titisan dewa, ku takkan kecewa
karena kau jadikanku sang dewi, dalam taman surgawi

walaupun dirimu tak bersayap, ku akan percaya…
kau mampu terbang bawa diriku… tanpa takut dan ragu
walaupun kau bukan titisan dewa, ku takkan kecewa
karena kau jadikanku sang dewi, dalam taman surgawi…

Walking to the 20

This year, I will have my twenty years old.

The normal-early age of being married; the age when Japanese girl are admitted for their adult states; the age when a new life comes; but not the age of Ultron (sadly, I still haven’t had any time to watch that).

20 years I’m living in this world.
What did I do to honor my own self as one of the Allah’s most beautiful creatures?
What did I give to my beloved family?
What have I given to the people?
What contribution I made for my deen, Islam?

I hope, this 20 years drive me closer to Allah, more shalihah than before, and compassionate to others.

Aamiin. 🙂

How to Deliver an Impromptu Speech?

What do you feel if you are asked to deliver a speech in a few minutes before the event starts?

Nervous? Wanna go to the toilet? Have a sudden stomach-ache? Or, make a preparation?

Last Friday, my lecturer asked the class if we have ever been asked to give impromptu speech. I said I have one.

Well, I am not a master of giving speech without preparation. But, it happened to me last year when I was in my elementary school reunion. One of my friend asked me, “Annisa, as the best student of this school many years ago, would you like to give a 3-minute-speech?”

My response was completely zonk. “What? Do you know that I haven’t made any prep yet?” 

“Of course I know. But, I’m sure you always have something to say. Say everything. Okay. You have ten minutes to prepare,” he replied. Ten minutes later, the event started and I had to go to the stage to deliver my speech. It was not an event that had thousands audiences; but still… I was nervous, I didn’t make a good arrangement of what I was going to say. See, I didn’ have any choice, then. So I just went to stage and delivered my speech. At the moment, after the standard greeting and gratitudes; I started to have brainstorming about my past memories with my friends and teachers. I told that those experiences had succeed to shape our condition today. Then it turned out to be a bit-longer speech and I was asked to stop. Ooh… it was not too scary to have an impromptu speech, indeed. 😀

Okay, back to the present days. My lecturer gave the class some ways to make preparation of an impromptu speech easily. Let’s check them out:

1. PREP (Points, Reason,Example, and Points)

a. After the standard gratitudes; you have to say your main points based on the topic you’re given. State you points with, “Here, I would like to say that…” or “This is what I’m going to talk about…”
b. Make the reason why you choose your points to deliver in your speech. It’s indicated by, “I’m very interested to talk this because…” or “Why I choose that is because…”. Make your reasons logic and related to the topic.
c. Give the example from your personal experience. One of my tutor in EF told me that the easiest example was from my personal memory or experiences. It would make people cherish your speech and see it is delivered from your heart. Ah, you can add some jokes here.
d. Sum up and underline your points again. The important things for you can also be the important ones to the audiences. Don’t forget to restate them in the end of your speech. 

2. Before – Present – Future

a. If the topic is a kind of chronological order; such as “How globalization has changed our big world”, you should think to use this method. Firstly, you can state the meaning of globalization in general term. After that, you can tell a little bit history before it’s spread. Or, if you hate the historical things, just say with your or your relatives past experiences. Making stories with examples is really the best way to share to people. 
b. Explain nowadays. Tell the audiences; what you see and hear; where do your steps come in; what’s happening right now in front of you.
c. State your prediction about the future that will happen. Not only experts can make prediction. For general terms; you always have rights to make them. To make it easy, relate your prediction with the events you have mentioned before. For example, if you state tha you’ll use cellphone nowadays to control your network, you can predict that 30 years later, you will use cellphone to build a house. If you’re finish, then, end your speech with quotes to be noticed in your audiences’ life time. 

Okay, I hope this tips will be useful for your impromptu speech. Have a nice speech, then! 😀

Hati yang Beresonansi

Setelah merenungi peristiwa hati semalam; aku menemukan satu alasan (lagi) mengapa Allah berfirman di salah satu surat bahwa “Laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik; begitu juga sebaliknya.” – well, entahlah, kenapa bahasan umur-umur menjelang 20 ini cenderung berbau hati.

Sederhana; karena pada dasarnya, hati kita adalah gelombang yang beresonansi.

Hati itu seperti gelombang dari langit yang kupandang sore ini. Warnanya biru muda, berhias selapis awan putih tulang. Ia datang dengan angin yang lembut dan menenangkan. Langit yang menciptakan gelombang damai di hati; dengan kehendak dari Pemilik Seluruh Hati.

Masih ingat materi Fisika tentang gelombang dan getaran? Nah, gelombang adalah getaran yang memiliki frekuensi. Disebutkan lebih jauh, gelombang yang mempunyai kesamaan frekuensi akan mengalami resonansi. Ngomong-ngomong, frekuensi tergantung dari n (jumlah getaran) dan t (waktu). Jadi, untuk menghasilkan suatu frekuensi tertentu, kita harus terus membuat getaran-getaran sepanjang waktu. Di dalam kehidupan nyata, getaran itu adalah aktivitas-aktivitas kita, sementara waktu tetap mewakili wujudnya. Jika aktivitas kita positif -sesuai hukum Fisika- tentu saja frekuensi yang kita hasilkan akan menarik atau tertarik pada orang-orang yang memiliki kesamaan frekuensi.

Begitu pula yang berkaitan dengan jodoh. Jika kita memunculkan frekuensi positif, maka inshaALLAH kita dipertemukan dengan orang yang memiliki frekuensi sama. Jika cenderung frekuensi negatif, maka begitupun orang-orang yang datang kepada kita. Karena sekali lagi, hati adalah gelombang yang beresonansi dengan banyak hati di dunia ini. MahaBenar Allah atas segala firmanNya.

Pilih Tangan Kanan atau Tangan Kiri?

Wah, nggak kerasa ya, sudah akhir zaman?

Krisis mulai tampak di sana-sini; meskipun masih banyak orang yang shalat ketika adzan berkumandang, thawaf di Makkah, dan melakukan kebaikan-kebaikan atas nama Allah, biidznillah.

Dari banyak forum pengajian, -bahkan sejak kecil- aku sering mendengar para ustadz dan ustadzahku berkata, “Kelak, ketika kalian menjumpai Dajjal, ia akan menyuruh kalian memilih di antara kedua tangannya. Barangsiapa yang memilih tangan kiri Dajjal, Allah akan memberikannya surga. Sementara barangsiapa yang memilih tangan kanan dajjal, itu adalah neraka Allah.”

Lantas kata-kata itu berlanjut dengan penyebabnya. Aku pun jadi tahu, jika tangan kiri Dajjal itu berisi air panas yang mendidih, nanah, api, dan segala sesuatu yang buruk (jika dilihat dengan mata manusia). Tetapi ketika kita memilih tangan kirinya; maka sesungguhnya Allah akan menampakkan wujud sejati dari benda-benda yang mengerikan itu. Sementara tangan kanan Dajjal, yang menampakkan benda-benda mewah nan indah; adalah sebenarnya murka Allah. Orang-orang yang memilih tangan kanan Dajjal, siap-siap saja dengan hidangan nerakaNya.

Dari Hudzaidah bin Al-Yaman radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
اَلدَّجّالُ أَعْوَرُ الْعَيْنِ الْيُسْرَى، جَفالُ الشَّعْرِ. مَعَهُ جَنَّةٌ وَنارٌ، فَنارُهُ جَنَّةٌ وَجَنَّتُهُ نَارٌ
“Dajjal itu rusak mata kirinya dan sangat lebat rambutnya. Dia membawa surga dan neraka bersamanya, akan tetapi neraka yang dia bawa sebenarnya adalah surga dan surga yang dia bawa sebenarnya adalah neraka.” (HR. Muslim no. 2934) – sumber di sini.

Mari sedikit merefleksikan hadits-hadits di atas dengan kehidupan kita saat ini. Di Indonesia saja; baru-baru ini muncul adanya kasus pemblokiran situs media Islam, lalu harga-harga bahan pokok naik semua, krisis pemimpin, media yang tak pernah bisa dipercaya, permainan asing dan globalisasi yang ternyata makin membuat kita tak terkendali.

Itu baru contoh umum. Salah satu contoh khususnya adalah ketika para muslimah (terutama yang berjilbab lebar) dalam mencari pekerjaan. Entah mengapa seakan ada peraturan tak tertulis jika ingin mendapatkan posisi yang layak, dihormati, dan bisa diterima oleh semua orang; haruslah dengan penampilan ‘menarik’. Konotasi ‘menarik’ ini diartikan dengan pakaian ketat, atau kalau berjilbab disesuaikan dengan bentuk tubuh, atau pakaiannya menggoda. Sekarang zamannya transparansi, jadi kalau mau tertutup, ya di rumah saja. Ndak usah keluar! Begitu, kan?

Berikutnya, tentang media yang membutakan. Informasinya overload, yang justru akan membuat distraksi-distraksi terhadap pikiran kita. Karena itulah, akhirnya kita nggak bisa mempercayai satu sumber saja. Susahnya lagi, sumber asli yang ditulis oleh para ulama’ salaf banyak yang entah di mana (kecuali Al-Qur’an) dan sulit memperolehnya. Sementara media-media kontemporer begitu gencarnya dan menemui kita setiap detik; dan kita seakan makin hilang kesadaran untuk lebih taqarrub Ilallah (mendekatkan diri kepada Allah). Serangan yang lebih ampuh, bukan, daripada serangan fisik?

Sementara mereka yang memilih membatasi media, lebih banyak beraksi di dunia nyata, dan mungkin saja gaptek, dianggap hilang dari peradaban. Mereka dianggap tersisih dan musnah. Hingga ada pemeo; siapa yang punya informasi, siapa yang menguasai media, maka dialah yang akan menguasai dunia. Oh, tapi tetap tenang saja, apa yang di sisi Allah, lebih baik dari dunia dan seluruh isinya. 😀

Maka, perumpamaan tangan kanan dan tangan kiri itu semakin jelas adanya. Meskipun kita belum tahu siapa sang Dajjal ini, tetapi jika tangannya telah sampai pada kita. Tetap berhati-hati dan waspada.

Nah, kita sudah tahu konsekuensi memilih kedua tangan ini. Jadi, kamu pilih tangan kanan atau tangan kiri?

Mari kita simak nasihat dari Rasulullah tercinta, yang sangat sayang kepada umatnya ini,

Para sahabat Rasullullah s.a.w. bertanya: “Jadi apa yang dimakan oleh orang Islam yang beriman pada hari itu wahai Rasulullah?” Nabi menjawab, “Mereka akan merasa kenyang dengan bertahlil, bertakbir, bertasbih dan bertaubat. Jadi zikir-zikir itu yang akan menggantikan makanan.” H.R. Ibnu Majah.

Allahu a’lam bis showaab.

Up ↑